Tayangan pembuka disunting menggunakan Aplikasi Canva. Lagu latar Arti Surat Al Fatihah.
Pada sebuah tausiyah, Ustadzah Oki Setiana Dewi menjelaskan posisi anak dalam Al Qur'an.
Pertama, keberadaan anak sebagai perhiasan. Kita sayang-sayang dan jadi kebanggaan. Hal ini sebagaimana Surat Al Kahfi ayat 46 berikut :
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan".
Dalam bingkai : salah satu perhiasan termahal di dunia. Gambar diambil dari sini
Kedua, anak dapat pula sebagai ujian dalam keluarga. Mungkin tersebab sakitnya atau perilaku istimewa, yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini dinyatakan pada Surat At-Taghabun ayat 15, yaitu :
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar."
Dalam bingkai : ilustrasi anak berkebutuhan khusus, sebagai salah satu ujian bagi orang tua, di luasnya cobaan yang Allah berikan kepada kita. Gambar diambil dari sini
Ketiga. Ternyata, keberadaan ananda bisa juga menjadi musuh bagi orang tuanya. Terdapat riwayat Nabi Nuh عَلَيْهِ السَّلَامُ tentang ini. Anaknya bernama Kan'an yang ingkar pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tenggelam pada peristiwa air bah.
Anak sebagai musuh dapat pula dimaknai apabila ia menghalang-halangi orang tua maupun keluarga dari upaya mendekatkan diri kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Tak hanya itu, dalam urusan duniawi pun anak bisa menjadi musuh, misalkan tentang gugatan terkait harta atau properti lain dan sebagainya.
Al Qur'an yang Mulia menjelaskan kedudukan anak sebagai musuh dalam Surat At Taghabun ayat 14 berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Dalam bingkai : ilustrasi anak yang sedang bermusuhan. Gambar diambil dari sini
Keempat, dan ini semoga menjadi family goals kita semua. Anak sebagai penyejuk hati orang tuanya. Yang jika kita masih hidup, dia berbakti sepenuh hati. Dan bila kita tiada, ia mendoakan setulus jiwa.
Hal itu dapat kita temukan dalam Surat Al Furqan ayat 74 sebagai berikut :
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dalam bingkai : ilustrasi keluarga bahagia. Gambar diambil dari sini
Last but not least, Umma memaknai tak hanya kepada anak biologis maupun anak asuh dan didik. Namun, juga tertuju untuk setiap insan hasil interaksi kita.
Mulai dari lingkar terdekat, hingga hamba tak dikenal, yang selintas lewat dalam perjalanan hidup. Mereka bisa jadi perhiasan, penyejuk jiwa, ujian bahkan mungkin saja musuh.
Intinya, upaya mencintai sesama karena Allah itu memang berpahala. Tetapi membenci karena membela Allah, juga sebuah perjuangan yang bernilai surga. Setelah mengingatkan secara baik dan rahasia, hingga mendoakannya terlebih dahulu, tentu saja.
ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ
Komentar
Posting Komentar
Sila tinggalkan jejak komentar, saran, masukan, kritik dan segenap tanggapan. Ummi tidak setiap hari memeriksa blog ini. Namun, insyaa Allah diusahakan membalas semampunya apabila senggang. Terima kasih atas kunjungannya :)