Khidmatnya Rangkaian Acara Hari Lahir Pancasila di Kota Blitar
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Video tayangan singkat kru Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar menyemarakkan Pawai Lampion kemarin malam, 31 Mei 2023
Dear, Pembaca yang baik hati. Ternyata mensyukuri hal-hal di sekeliling kita merupakan detox terhadap sebagian luka, atau mungkin kekecewaan yang pernah menghinggapi. Menurut beberapa pakar psikologi maupun para pendakwah, sebelum menebar kemanfaatan untuk sesama, cintailah diri sendiri dahulu. Self love dengan kadar yang seimbang, adalah bentuk rasa terima kasih dan penghambaan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Maka, Ummi juga senantiasa belajar memaknai setiap penyertaan dalam berbagai episode kehidupan. Semisal, selaku abdi negara. Betapa banyak hikmah yang kami dapatkan di kota yang terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 21 kelurahan ini.
Jiwa kepahlawanan para pendahulu dan pendiri bangsa, serta pemimpin negara di era kekinian. Cita rasa berbudaya dan berkesenian yang kental. Hingga, kesabaran masyarakat dalam mengemban jati dirinya.
Pada awal Juni ini, geliat Pemerintah Kota Blitar dan para penduduk berbagai kalangan, melaksanakan kolaborasi untuk mensyukuri Hari Lahir Pancasila, sekaligus Bulan Bung Karno. Karena qodarullaah Beliau Allahuyarham lahir dan wafat pada bulan ini.
Kemarin malam, tanggal 31 Mei tepatnya, sebagaimana tertera pada tayangan video di atas, kami menggugah dan menghibur masyarakat dengan deretan lampion indah. Mengenalkan inovasi setiap instansi dan sekolah kepada warga, lewat teduhnya sinar lentera yang dibawa para karyawan, karyawati, guru hingga pelajar.
Dalam bingkai : Mengabadikan kebersamaan kami sekantor jelang Upacara Budaya Grebeg Pancasila pagi ini, 1 Juni 2023 di Alun-Alun Kota Blitar
Lantas keesokan harinya, tepatnya pagi tadi, Pemerintah Kota Blitar melaksanakan tradisi tahunan sejak awal tahun 2000-an. Upacara Budaya Grebeg Pancasila yang dilanjutkan dengan Kirab Gunungan hasil bumi (berupa buah dan sayuran), oleh barisan wilayah penugasan Kecamatan dan Kelurahan.
Acara ini berbeda dengan upacara semi militer pada umumnya. Berikut ini Ummi kutip beberapa paragraf dari Buku Grebeg Pancasila : Jejak Pemberani Blitar dari Masa ke Masa karya budayawan dan jurnalis kota ini, Bapak Purwanto.
Grebeg Pancasila adalah nama upacara dengan performa kesenian Jawa yang dilaksanakan oleh masyarakat Blitar. Upacara itu diciptakan dalam rangka memperingati peristiwa Pidato Bung Karno pada Sidang BPUKI tanggal 1 Juni 1945. Upacara itu tidak menggunakan standar semi militer sebagaimana menjadi kebiasaan di Indonesia. Tata geraknya dengan tarian Jawa, iringannya gamelan Jawa, pakaiannya adat Jawa, dan seluruh narasinya berbahasa Jawa.Upacara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000. Koran Harian Surabaya Post memberitakan kegiatan itu dalam penerbitan edisi tanggal 2 Juni 2000. Acara ini tidak ada tendensi politik apa pun, meski pelaksanaanya di rumah keluarga Bung Karno dan ditindaklanjuti prosesi jalan kaki ke Makam Bung Karno. Acara ini murni untuk memperingati lahirnya Pancasila dengan gaya seniman. (Achmad Nawawi, Seniman Peringati Lahirnya Pancasila).Rumah keluarga Bung Karno yang disebutkan dalam berita itu, terletak di Jalan Sultan Agung no 59, Blitar. Lebih populer disebut Istana Gebang, yang kepemilikannya sudah beralih dari keluarga Wardoyo menjadi asset Pemerintah Kota Blitar. Dilaksanakan di rumah ini, karena para seniman sebagai inisiator kegiatan, lebih familiar di tempat itu. Pada era itu, pemerintahan Orde Baru menjadikan kawasan ini bagaikan kawasan ‘terlarang’ untuk kegiatan-kegiatan massa, Tetapi uniknya, tempat malah disukai oleh kalangan seniman dan wartawan untuk kumpul-kumpul.Baru setahun kemudian, tepatnya 2001, Upacara Grebeg Pancasila digelar di alun-alun Blitar. Pelaksanaannya semakin rapi, karena Pemerintah Kota Blitar turun tangan di dalamnya. Tidak hanya mendukung dalam bentuk anggaran pelaksanaan, tetapi juga pengerahan masa yang terdiri para pelajar, aparat kelurahan, dan aparat pemerintah di Kota Blitar. Sikap Pemda ini bertolak belakang dengan kebijakan Walikota sebelumnya yang telah lengser jabatan.
Dalam bingkai : Tampilan sampul depan dan belakang Buku Grebeg Pancasila : Jejak Pemberani Blitar dari Masa ke Masa. Buku tersebut bisa kalian baca di ruangan khusus koleksi local content (Blitar Corner) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar, lho!
Kami juga berpartisipasi dalam Festival Tumpeng sebagai rangkaian Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno ini. Menambah khidmatnya kesyukuran menafasi jati diri selaku Wong Blitar.
Kalau kalian, momentum daerah apa saja yang berkesan? Mari berbagi khasanah nusantara pada kolom komentar, ya.
Terima kasih atas kunjungannya. Salam Literasi 😊💕
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ.
Bagus deskripsinya...
BalasHapusMasyaa Allah tabarakarrahman. Terima kasih sudah membaca 😊
BalasHapus